Search This Blog

Viagra Himalaya Terancam Punah Gara-gara Cuaca

Jakarta, CNN Indonesia -- Jamur ulat yang dijuluki sebagai viagra Himalaya di Asia semakin terancam keberadaannya.

Peneliti menyebut, jamur yang lebih berharga daripada emas dan menjadi obat ajaib ini bakal sulit ditemukan karena perubahan iklim. Jamur yang juga disebut sebagai yarchagumba ini. Dalam bahasa latin resminya, jamur ini bernama Ophiocordyceps sinesis. 

Banyak yang menduga bahwa pemanenan adalah alasan utama kelangkaan jamur tersebut. Penelitian pun dilakukan untuk menemukan alasan utama kelangkaannya.


Penelitian dilakukan dengan metode wawancara empat lusin pemanen, pengumpul, dan pedagang jamur tersebut. Peneliti juga memeriksa literatur ilmiah yang diterbitkan sebelumnya, termasuk dengan wawancara lebih dari 800 orang Nepal, Bhutan, India, dan China.

Selain itu, pola cuaca, faktor geografis, dan kondisi lingkungan juga dianalisis untuk membuat peta produksi yarchagumba di wilayah tersebut.

"Dengan menggunakan data yang mencakup data hampir dua dekade dan empat negara, kami mengungkapkan bahwa produksi jamur ulat telah menurun di banyak wilayah," tulis laporan tersebut.

"Temuan ini penting karena menyangkut spesies yang berharga seperti jamur ulat. Langka karena rentan tak hanya karena pemanenan berlebih, seperti yang sering jadi fokus, tapi juga karena perubahan iklim," ungkap penulis studi Kelly Hopping kepada AFP.

"Ini berarti bahwa bahkan jika orang mulai mengurangi jumlah panen mereka, produksi kemungkinan akan terus berkurang sebagai akibat dari perubahan iklim yang sedang berlangsung," katanya.

Namun sampai saat ini, peneliti masih tidak bisa mengatakan faktor mana antara pemanenan berlebih atau perubahan iklim yang memiliki dampak lebih besar pada kelangkaan jamur.


Obat ajaib

Dulunya, orang-orang di China dan Nepal pun tewas dalam bentrokan bertahun-tahun lalu untuk memperebutkan jamur ulat ini. 

Dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, sebuah jurnal AS mengungkapkan bahwa viagra Himalaya ini merupakan salah satu komoditas biologi paling berharga di dunia. Jamur ini menjadi salah satu sumber pendapatan penting bagi ratusan ribu kolektor.

Peneliti juga mengungkapkan bahwa dalam beberapa dekade terakhir, popularitas jamur tersebut makin melonjak, dan ini pun diikuti dengan kenaikan harganya. Harganya bisa mencapai tiga kali lipat harga emas di Beijing, China.

Meskipun tak punya manfaat yang terbukti secara ilmiah, namun orang-orang sekitar percaya bahwa merebus viagra Himalaya ke dalam air untuk dijadikan teh, dibuat sup, atau rebusan akan menyembuhkan berbagai penyakit. Beberapa penyakit yang diklaim bisa disembuhkan antara lain kanker hingga impotensi.


Tempat tanam

Jamur berbentuk kerucut ini ditemukan di atas ketinggian 3 ribu meter. Jamur ini mulai tumbuh ketika jamur parasit masuk ke dalam ulat dan perlahan membunuhnya.

Namun untuk bisa tumbuh menjadi jamur ulat, diperlukan iklim tertentu di musim dingin. Suhunya ada di bawah titik beku tetapi butuh saat tanah tak beku permanen.

Menurut laporan PNAS, kondisi seperti ini biasanya ada di pinggiran permafrost.

Mengingat bahwa suhu musim dingin saat ini sudah cenderung 'menghangat' secara signifikan di sebagian wilayahnya, terutama Bhutan, maka jamur ini juga terkena imbasnya.

(chs)

Let's block ads! (Why?)


November 01, 2018 at 11:21PM
via CNN Indonesia https://ift.tt/2yMHMKG
RSS Feed

If New feed item from http://ftr.fivefilters.org/makefulltextfeed.php?url=https%3A%2F%2Fwww.cnnindonesia.com%2Frss&max=3, then Send me an em


Unsubscribe from these notifications or sign in to manage your Email Applets.

IFTTT


Bagikan Berita Ini

0 Response to "Viagra Himalaya Terancam Punah Gara-gara Cuaca"

Post a Comment

Powered by Blogger.